Anekdot Sufi Jawa

Cerita tentang mbah wali

Suatu ketika Kiai Badrun bercerita tentang sahabatnya yang bernama Mbah Wali. Dia tinggal dipinggiran daerah elite embtenar Belanda di daerah Kota Baru sudah masuk wilayah Tukangan tetapi kalau ada rapat-rapat warga Mbah Wali di tunjuk sebagai ketua warga di daerah tersebut yang notabenenya warga kaum elite sedangkan mbah wali adalah warga biasa kerjaannya tiap hari adalah mengantar istrinya dengan sepeda onthel ke pasar Bringharjo jualan ayam selain itu kerjanya adalah memelihara ayam sebagai mata dagangan istrinya.

Suatu ketika mbah Wali sedang memimpin rapat di daerah Kota Baru tersebut, ketika di tengah-tengah rapat sedang berjalan tiba tiba Istrinya yang galak dan judes mendatangi forum tersebut dengan kata-kata membentak ,”Bapake! Bagaimana tho malah duduk-duduk ngobrol tidak ada gunanya, itu ayamnya kita si Blorok belum kembali, ayo lekas cari!” demikian istrinya mbah Wali tanpa basa-basi menyuruh suaminya.

Lalu Mbah Wali mohon pamit kepada forum,”Maaf ya bapak-bapak saya mohon diri dulu mau mencari si Blorok ayam saya yang belum pulang….silahkan di lanjutkan tanpa saya”. Tapi forum tersebut anehnya kurang merasa sreg bila tidak ada mbah Wali padahal warga forum tersebut notabenanya klas elite mereka masih tetap menunggu.Selang beberapa waktu mbah Wali hadir kembali,”lho kok tidak di lanjutkan tho…….”, jawab mereka “ Iya Mbah rasanya kurang pas, kurang sreg bila tidak ada mbah wali, mungkin kita bisa berargumentasi tetapi tetap ada yang kurang tanpa Mbah,yang hilang adalah suasana tenang dan senang yang terbangun dari kehadiran mbah Wali….”.Demikian penjelasan warga.